Sejak tahun 1948, berdiri negara Israel, dan didahului dengan pengusiran dan penghancuran penduduk Palestina, terus berlangsung sampai hari ini. Entah berapa juta penduduk Palestina yang terusir dan dibunuh Israel? Israel yang mula-mula hanya berjumlah kurang dari 100.000 jumlahnya, sekarang Israel sudah berpenduduk 7 juta jiwa. Mereka yang dahulunya diaspora, sekarang berbondong-bondong masuk Israel, dan mengubah Palestina menjadi negara Yahudi, secara sistematis.
Israel berusaha melikwadasi penduduk Palestina dan negara Palestina, hanya sebatas menjadi penduduk jajahan, yang tidak memiliki apa-apa. Mereka sangat dibatasi hak-hak dasar mereka. Tetap, Israel bukan hanya menghancurkan bangunan-bangunan, seperti rumah dan tempat tinggal, serta ladang dan ternak mereka, tetapi mereka menghancurkan masjid-masjid, dan bahkan ada masjid yang dirubah menjadi tempat maksiat.
Masalah mendasar lainnya, pemerintahan pendudukan Israel melarang umat Islam, terutama kaum mudanya pergi ke masjid Al-Aqsha yang menjadi tempat beribadah umat Islam dan menjadi kiblat pertama umat Islam, tetapi sekarang aparat keamanan Israel sangat membatasi umat Islam masuk ke masjid al-Aqsha. Baruck Goldstien, seorang Yahudi asal Australia pernah membakar bangunan kubah masjid al-Aqsha. Sekarang ada usaha-usaha sistematis Israel merobohkan masjid al-Aqsha, dan menggali pondasinya. Israel ingin merobohkan masjid al-Aqsha, dan menggantinya dengan kuil Sulaeman.
Sekarang bersamaan perubahan politik di dunia Arab, dua entitas politik Hamas dan Fatah rujuk, dan dijembatani oleh Mesir. Inilah perubahan penting di dunia Arab. Hamas dan Fatah rujuk, yang selama ini terlibat konflik, dan sengaja konflik itu dikelola oleh Israel, yang tujuannya untuk melemahkan perjuangan umat Islam Palestina.
Dua entitas politik Hamas dan Fatah berusaha membangun pemerintahan baru, pemerintahan yang merupakan perwujudan antara Hamas dan Fatah dengan tujuan mencapai negara Palestina merdeka. Ini sesuatu tidak mudah. Pasti Israel dan Amerika Serikat, dan kekuatan Yahudi internasional tidak akan membiarkan bersatunya kekukatan Hamas dan Fatah.
Amerika Serikat dan atas permintaan anggota Kongres (DPR) akan membekukan bantuan mereka kepada Fatah. Amerika Serikat juga menolak untuk memberikan pengakuan terhadap Palestina yang merdeka. Ini artinya Amerika Serikat akan mendukung Israel untuk melanggengkan penjajahan Israel atas Palestina.
Usamah bin Ladin memperingatkan dalam rekaman terakhir audionya yang direkam sebelum dibunuh oleh pasukan komando Amerika, bahwa tidak akan ada keamanan bagi AS sebelum Palestina hidup dalam keamanan, sebuah situs Jihadis melaporkan Minggu kemarin (8/5).
Mengomentari Presiden AS Barack Obama, Bin Ladin berkata: "Amerika tidak akan dapat bermimpi mendapatkan keamanan sampai saudara kami hidup dalam keamanan di Palestina. Ini tidak adil bahwa anda hidup dalam damai sementara saudara-saudara kami di Gaza hidup dalam ketidakamanan."
+++
Dengan ini rubrik dialog sebelum kami tutup. Kami menyampaikan terima kasih ata partisipasi para pengunjung.
sumber
Jika ada artikel yang bermasalah laporkan kepada kami lewat komentar dibawah ini.
Blog Ini DOFOLLOW silahkan berikan komentar sesuai artikel. komentar yang ngaco / spam akan di hapus.
Terima Kasih.